Kepedihan Kan sirna

Oleh Riki Nasrullah (Aktifis LDK DKM Unpad)

Kalaulah kita memilih jalan hidup sebagai seorang pengemban dakwah (dokter Ummat) yakinilah wahai saudaraku, anda akan dihadapkan dengan hari-hari yang sangat sulit. Hari-hari yang akan penuh dengan ujian dan cobaan. Hari-hari yang hanya membutuhkan kesabaran untuk mengalahkannya. Kalaulah kita tidak meyakini akan janji Allah bagi seorang pengemban dakwah pasti anda akan merasa sulit melewati hari-hari itu. Akan tetapi, yakinilah bahwa janji Allah itu tidak akan bohong, janji Allah itu pasti benar, dan janji Allah itu pasti akan Allah tunaikan. Jadi, mulai saat ini siapkanlah diri anda semua untuk menghadapi semua itu.


Ibarat seperi orang yang sedang berpuasa, kita akan menjalani hari-hari dengan rasa lapar dan lelah. Apalagi kalau hari-hari yang kita lewati itu sangatlah panas. Tetapi yakinilah bahwa rasa lapar dan lelah yang kita rasakan itu pasti akan hilang seketika tenggorokan kita dilewati oleh air yang segar. Sembari berucap do'a "Allahumma Laka Sumtu wa Bika Amantu wa'ala rizqika Aftortu Birohmatika yaa arhama rahimin". Begitu indah bukan akhirnya? Itulah aktivitas laksana aktivitas seorang pengemban dakwah.

Kalau saja kita hendak mendaki gunung. Tentu akan kita temui sebuah jalan yang sangat curam untuk dapat sampai pada puncak tertinggi gunung itu. akan kita hadapi perjalanan yang penuh dengan kesusahan, penuh dengan keringat membasahi tubuh bersih kita. Akan tetapi dibalik semua itu akan kita temui sebuah ujung dari semuanya. Akan kita temukan sebuah tempat indah yang banyak menyimpan kerahasiaan Allah SWT. Yang tidak akan terkalahkan keindahannya dengan apa-apa yang dibuat oleh manusia. itulah gambaran perjuangan seorang pengemban dakwah.

Di ujung perjalanan panjang yang penuh rintangan, pastilah akan kita hadapi sebuah keindahan yang kita nanti-nantikan. Dan segala apa-apa yang kita jalani, pasti akan mendapatkan ganjaran dari Allah SWT. Berupa surga-Nya yang begitu indah dan memesona, dan tidak ada tempat yang bisa mengalahkan keindahan surga-Nya Allah SWT.

Begitulah kita nantinya, segala apa-apa yang kita lalui, kelelahan yang kita rasakan,dan kepedihan yang selalu menemani di setiap detik kehidupan kita akan senantiasa sirna seketika dengan langkah awal kita masuk ke surga-Nya Allah. Sejalan dengan semua itu, kita akan merasakan betapa nikmatnya menjadi seorang pengemban dakwah. Dan Allah pasti akan mempermudah segala urusan yang dihadapi oleh seorang pengemban dakwah. Pertolongan Allah akan mudah menghampiri para pengemban dakwah. Karena telah berjuang membela dan menolong Agama Allah dari prilaku-prilaku orang-orang Yahudi yang sangat benci terhadap Islam. Sampai kapanpun, orang-orang yahudi dan nashrani tidak akan rela dan rido kepada ummat Islam. Mereka akan senantiasa menghalalkan segala cara untuk mengahncurkan ummat Islam dan menjauhkannya dari syariat islam.

Kalaulah bukan kita yang menolong agama Allah, lantas siapakah?. Akankah kita mengandalkan orang-orang liberalis yang nyata-nyatanya mereka sangat membenci Islam. Akankah kita memberikan kepercayaan kepada ummat Islam yang sedang sakit (tidak sasdar akan kewajiban dakwah) untuk mengemban risalah ini?. Tentu tidak akan tercapai apa-apa yang kita harapkan. Hanya kita lah yang samapai saat ini masih sadar dan masih berpegang teguh pada ajaran Allah yang nantinya akan mengemban amanat besar dari Allah SWT. ini.

Kalau kita kembali mengingat perjalanan Rasul dan para sahabat dikala berdakwah di jalan Allah, akan kita temui bermacam-macam persoalan yang hampir sama dengan apa-apa yang mereka hadapi. Orang-orang kafir quraisy pada waktu awal-awal dakwah secara terang-terangan Rasul lakukan. Banyak sekali perlakuan-perlakuan kasar yang Rasul hadapi. Mereka menggunakan berbagai macam sarana untuk mencegah rasul berdakwah, namun semuanya itu tidaklah ada artinya, hanya sia-sia saja. ada tiga sarana utama yang mereka gunakan dalam mencegah supaya Rasulullah tidak berdakwah lagi. Yaitu penganiayaan, propaganda yang bermunculan didalam dan di luar kota, serta pemboikotan.

Ketiga hal tadi sering Rasul dapatkan, namun dengan penuh kesabaran dan ketawakallan, akhirnya semua itu bisa diatasi. Bahkan semakin banyak orang-orang yang berbondong untuk menjadi pengikut Muhammad SAW. Sungguh hal yang sangat menakjubkan.

Penganiayaan pun tidak hanya diberikan kepada Rasulullah saja, melainkan kepada hampir semua pengikut-pengikut beliau juga. Amar Bin Yasir dan keluarganya adalah salah satu sahabat Rasul yang mengalami hal itu. mereka disiksa dengan siksaan yang sangat kejam. Ibunya diberlakukan layaknya hewan yang sangat tidak berprikemanusiaan. Namun, semua itu tidak memberikan pengaruh sedikitpun terhadap keluarga itu, meleinkan semakin kuatlah iman yasir dan keluarganya itu.

Selain dengan jalan penganiayaan yang tidak berhasil. Selanjutnya orang-orang kafir quraisy mengeluarkan propaganda-propaganda yang dalam rangka memusuhi Islam dan para pengikutnya. Mereka menyampaikan opini di tengah-tengah masyarakat Arab bahwa Muhammad adalah seorang tukang sihir, Muhammad adalah seorang pembohong ulung, kata-kata Muhammad sangat berbahaya, dan masih banyak lagi.

Propaganda yang disampaikan oleh orang-orang kafir quraisy pun rasanya tidak memberikan pengaruh yang signifikan. Sehingga mengakibatkan para tokoh Quraisy merasa gusar dengan kondisi yang mereka hadapi pada waktu itu.

Banyak jenis propaganda yang dilakukan oleh orang kafir, di antaranya dalam bentuk gugatan, hujatan, cacian, dan dengan melontarkan banyak isu yang berhubungan dengan Rasulullah. Mereka (orang-orang kafir) mengatakan bahwa jangan mempercayai perkataan-perkataan rsul, karena perkataan itu adalah perkataan sihir yang hanya akan membuat mereka tersesat. Sampai-sampai ada pernyataan terkait isu yang beredar bahwa apa yang disampaikan oleh Muhammad tidak lain dan tidak bukan ialah ajaran yang dahulu pernah disampaikan oleh seorang Nashrani yang bernama Jabr dan semuanya itu bukanlah ajaran yang diturunkan oleh Allah SWT. Akan tetapi tidak lama setelah kejadian itu berlangsung, Allah SWT> langsung membantah sangkaan-sangkkaan orang-orang Quraisy itu yang tercantum di dalam Q.S. an-Nahl [16] : 103.

"Dan sesungguhnya Kami mengetahui bahwa mereka berkata: "Sesungguhnya Al Qur'an itu diajarkan oleh seorang manusia kepadanya (Muhammad)". Padahal bahasa orang yang mereka tuduhkan (bahwa) Muhammad belajar kepadanya bahasa Ajam, sedang Al Qur'an adalah dalam bahasa Arab yang terang"

Dan masih banyak lagi kebohongan-kebohongan yang disampaikan oleh orang-orang kafir mengenai diri Rasulullah.

Propaganda ini mereka lakukan semata-mata hanya untuk menghancurkan aqidah Ummat Islam dan mencegah supaya para pengikut rasulullah tidak semakin banyak. Karena apabila pengikut Rasulullah semakin banyak akan berakibat pada keberadaan kaum kafir Quraisy. Ada banyak ketakutan pada diri mereka seandainya Islam benar-benar tegak di sana. Dan kebanyakan daripara tokoh terkemuka Quraisy, mereka tidak mau mengikuti ajaran yang diseru oleh rasulullah SAW.

Rasulullah memang tidak berjalan sendiri, tetapi beliau senantiasa ditemani oleh para sahabat yang setia menjaga dan mengikuti rasulullah di setiap gerak dakwah belia. Hal ini lah yang mengakibatkan kegagalan demi kegagalan terus diterima oleh kaum Quraisy. Dan yang paling utama dari keadaan ini adalah bahwa di balik semua itu ada campur tangan Allah dalam mengatur scenario ini. Allah tidak akan diam begitu saja ketika rasul tercinta-Nya dihina oleh oranmg-orang kafir, Allah tidak akan hanya diam ketika para penolong agama-Nya dihina dan disiksa oleh kaum-kaum kafir.

Apa-apa yang rasul bawa dan sampaikan kepada para pengikutnya merupakan sebuah kebenaran yang hakiki. Oleh karenanya sampai kapanpun dan dengan cara apapun, kebenaran yang datangnya dari Allah SWT. Tidak akan dikalahkan oleh keburukan-keburukan yang dibuat oleh orang kafir Quraisy. Dan cahaya Islam yang benar-benar terang ini tidak akan mudah dipadamkan oleh kekufuran-kekufuran yang dibuat oleh orang-orang yang akan berbuat makar (kerusakan) di muka bumi ini.

Setelahnya penganiayaan dan propaganda gagal dilakukan oleh orang-orang kafir, akhirnya mereka menggunakan cara yang ketiga, yaitu pemboikotan. Inilah mungkin masa-masa sulit yang dihadapi kaum muslim saat itu. mereka tidak diperbolehkan berdagang, beraktivitas di wilayah Makkah, dan masih banyak lagi pemboikotan-pemboikotan yang dilakukan kafir Quraisy untuk menghalangi gerak dakwah Rasul dan para sahabat. Akan tetapi hal ini tetap saja tidak akan membuat rasul dan para sahabat berhenti untuk berdakwah. Karena mereka meyakini bahwa dakwah adalah aktivitas mulia yang diperintahkan Allah SWT. Dan mereka pun berkeyakinan bahwa Allah tidaklah akan mungkin membiarkan Ummat Islam diserang dan dihabisi oleh orang-orang kafir. Mereka akan senantiasa istiqamah dalam aktivitas dakwah, hingga akhirnya Allah memberikan kemenangan hakiki kepada ummat Islam dengan ditaklukkannya kota Makkah (Futuh Makkah). Wallahu A'lamu bi As-shawab []

Empat Perkara Pencegah Kerugian Manusia

Oleh : Yadi Mulyadi
(aktivis LDK DKM UNPAD)

Waktu merupakan sesuatu yang penting yang tidak pernah lepas dari kehidupan kita, dengan waktu kita bisa meraih kesuksesan dan dengan waktu pula kita bisa mendapat kegagalan, nilai waktu ditentukan oleh bagaimana kita mengisinya. Dikatakan dalam Mahfudzot :


اَلْوَقْتُ كَاالسَّيْفِ إِنْ لَمْ تَقْطَعْهُ قَطَعَكَ.

"Waktu itu bagaikan pedang apabila kamu tidak memakai/menggunakanya, niscaya waktu itu akan membunuhmu ", artinya kalau waktu di isi dengan berbagai kebaikan maka waktu itu akan menjadi kebaikan, namun jika waktu itu di isi dengan hal-hal yang tidak bermakna/kurang bermanfaat apalagi sia-sia, maka waktu akan mendatangkan kerugian. Saat keberuntungan kita dapatkan hendaknya kita bersyukur kepada Allah swt dengsn mengucapkan "Alhamdulillah" dan kalaupun mendapat kegagalan janganlah kita mengutuk/menyalahkan waktu, yang mesti kita lakukan adalah melakukan introspeksi diri, sehingga dapat memperbaiki kesalahan.

Rosulullah saw bersabda : "janganlah mencerca waktu, karena Allah adalah pemilik waktu". (HR,Ahmad). Allah swt memperjelas pemahaman tentang waktu melalui fiman-Nya dalam surat al Ashr : 1-3

وَاْلعَصْرِ إِنَّ اْلإِنْسَانَ لَفِى خُسْرٍ إِلاَّالَّذِيْنَ أمَنُوْا وَعَمِلُ الصَّالِحَاتِ وَتَوَا صَوْ بَاْلحَقِّ وَتَوَا صَوْبِالصَّبْرِ. (العصر :3-1 ).

"Demi masa, sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal shalih dan nasihat menasihati supaya menaati kepada kebenaran serta saling nasihat menasihati agar tetap berada dalam kesabaran''. (TQS,al-Ashr : 1-3).

"demi masa", al-ashr adalah waktu yang didalamnya berlangsung segala kejadian dan aktivitas, diantara para ahli mufassir juga ada yang mengartikan al-ashr itu dengan waktu shalat ashar, pada ayat ini Allah swt bersumpah dengan waktu, tujuannya agar kita memperhatikannya dengan seksama, ingat sesungguhnya kita sangat terikat oleh waktu, sifat waktu itu dinamis berjalan terus, keadaan apaun bisa berubah sesuai dengan perjalanan waktu. Sadar atau tidak perjalanan waktu akan mengubah kita, persoalannya kearah mana perubahan itu terjadi ??? apakah terus berusaha agar tetap pada jalan kebaikan atau sebaliknya?

Manusia akan sadar betapa berharganya waktu jika malaikat maut datang menjemput, sedangkan mereka merasa bahwa waktu yang mereka gunakan selama ini tidak digunakan dengan baik dan tidak digunakan untuk beribadah kepada Allah swt, yang akhirnya akan timbul penyesalan. Selagi malaikat maut belum menjemput marilah kita isi waktu yang ada saat ini dengan ucapan dan perbuatan yang dicintai dan diridhoi-Nya, tiada waktu yang di lalui kecuali diisi dengan amal shalih supaya kelak kita tidak menjadi orang-orang yang rugi, karena firman Allah : "sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian". (al-Ashr :2), dikatakan berada dalam kerugian apabila kita tidak mengisi waktu dengan hal-hal yang bermanfaat, ataupun sebaliknya kita mengisi waktu dengan yang dapat mendatangkan dosa dan hal-hal yang tidak bemberikan manfaat, ayat ini senada dengan peringatan Rosulullah saw yang tercatat dalm riwayat Bukhori, "ada dua macam nikmat yang sering di lalaikan manusia, yaitu kesehatan dan kesempatan (waktu luang)". Imam Ali r.a. pernah menyebutkan rizki yang tidak diperoleh hari ini masih bisa diharapkan esok hari, tetapi waktu yang berlalu hari ini tidak mungkin dapat diharapkan kembali esok.

Ada 4 cara agar kita tidak menjadi orang-orang yang melalaikan waktu dan menghindarkan dari kerugian, inilah yang dijelaskan dalam ayat terakhir surat al-Ashr : "kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal shalih, dan saling nasihat menasihati supaya menaati kebenaran serta nasihat menasihati supaya tetap ada dalam kesabaran".
  1. Beriman, iman secara bahasa bermakna 'membenarkan' maksudnya membenarkan segala hal yang disampaikan oleh Nabi Muhammad saw, yang pokok-pokoknya tercantum dalam rukun iman (iman kepada Allah, kepada Malaikat-malaikat-Nya, kepada Kitab-kitab-Nya, iman kepada Rasul-Nya dan iman kepada Qodla dan Qadar yang baik dan yang buruknya). Iman sifatnya abstrak dimensinya batiniyah/tidak terlihat, karenanya yang paling tahu apakah iman seseorang itu kuat/lemah hanya Allah swt lah dzat yang maha mengetahui masalah ghaib. Iman itu bersifat fluktuatif Yaziidu wa Yanqusu artinya kadang meningkat dan kadang menurun, dan harus diperhatikan bahwasanya keimanan itu akan naik ketika berada dalam ketaatan dan iman akan turun/berkurang ketika sedang bermaksiat kepada Allah, oleh sebab itu kita wajib merawat iman kita agar tetap teguh dengan jalan melaksanakan ketaatan-ketaatan dalam syari'at agama supaya tidak terjerumus menjadi orang-orang yang merugi.
  2. Beramal shalih, amal shalih adalah aktivitas yang dilakukan dengan penuh kesadaran bahwa pekerjaan itu memberi manfaat untuk dirinya/orang lain, selain itu pekerjaan tersebut sesuai dengan aturan-aturan yang telah ditentukan, syekh Ahmad atau Muhammad Abduh mendefinisikan amal shalih sebagai perubahan yang berguna bagi diri pribadi, keluarga, kelompok, dan manusia secara keseluruhan, jadi perbuatan apapun yang kita lakukan dengan penuh kesadaran demi kemaslahatan diri sendiri, keluarga, ataupun masyarakat, dapat disebut amal shalih, tapi harus di diingat amal shalih itu harus dibarengi dengan point pertama yaitu iman, karena amal shalih tanpa dilandasi iman kepada Allah swt, akan menjadi sia-sia, karena syarat diterimanya suatu amal adalah Ikhlas dan sesuai dengan tuntunan syari'at agama.
  3. Saling berwasiat dalam kebenaran, "watawaas shaubil haq / orang-orang yang saling berwasiat mengingatkan dalam kebenaran". Maka syarat agar manusia terhindar dari kerugian adalah mengetahui hakikat kebenaran islam, mangamalkannya dan menyampaikan kepada orang lain, siapa yang tidak mau mengajak manusia lain untuk berpegang pada kebenaran islam, setelah mengetahuinya ia termasuk dalam golongan orang yang merugi, saling menasihati untuk berpegang teguh pada kebenaran harus dilakukan dengan ilmu, penuh kearifan dan menggunakn kata-kata yang santun, sebagiaman firman-Nya dalam surat an-Nahl : 125, yang artinya : " serulah manusia kejalan tuhanmu dengan hikmah dan nasihat yang baik, dan bantahlah mereka dengan cara yang baik, sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk ". (TQS,an-Nahl : 125).
  4. Saling berwasiat dalam kesabaran, "watawaas shaubis shobri / saling berwasiat atau menasihati supaya tetap dalam kesabaran". Kesabaran adalah suatu kekuatan jiwa yang membuat orang menjadi tabah menghadapi berbagai ujian, sabar begitu penting untuk kita miliki, Allah swt menyebut sabar sebanyak 103 kali dalam al-Qur'an dengan berbagai konteks, jiwa sabar harus kita miliki karena ujian akan selalu mewarnai kehidpan kita, firman Allah : "dan sungguh kami akan berikan ujian padamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan, dan berilah kabar gembira bagi orang-orang yang bersabar". (TQS. al-Baqoroh : 155).

Bagaimanakah sikap orang yang bersabar ketika ditimpa ujian ??? sikap orang yang bersabar ketika ditimpa ujian/musibah yaitu sebagaimana firman Allah : "yaitu orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka berkata : Sesunguhnya kami milik Allah dan kepada-Nya lah kami akan kembali, mereka itulah yang memperoleh rahmat dari Tuhannya dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk". (TQS. al-Baqoroh : 156).

Ikhwan fillah rohimakumullah, sesungguhnya kita diberi waktu yang sama oleh Allah 60 detik dalam satu menit, 60 menit dalam satu jam, dan 7 hari dalam seminggu. Persoalannya mau di isi dengan apakah waktu tsb ??? Sungguh agung kandungan makna surat al-Ashr ini, imam Syafi'i mengatakan seandainya umat islam memikirkan kandungan surat ini niscaya petunjuk-petunjuknya mencukupi mereka.

Semoga Allah memberikan kekuatan pada kita untuk bisa mengisi waktu dengan hal-hal yang bermanfaat yang akan mendatangkan kebaikan bagi kita dan menjauhkan kita dari berbagai kejelekan-kejelekan karena kesia-siaan waktu yang kita gunakan, aamiin. Wallohu a'lam bis-showab.

Taat dan Ingkar adalah Suatu Pilihan

Oleh : Yadi Mulyadi 
(Aktifis Lembaga Dakwah Kampus DKM Unpad).

Dalam menjalani kehidupan. Seseorang sering dihadapkan dengan pilihan-pilihan dalam kehidupannya dan setiap pilihan yang diambil tentu akan mendatangkan sebuah kemaslahatan dan kemudharatan (kebaikan dan kejelekan) sebagai suatu konsekuensinya. Begitu juga sikap Ingkar dan Taat kepada Allah adalah suatu pilihan seseorang dalam menentukan jalan hidupnya untuk mencapai suatu kebahagiaan.


Allah swt telah menyediakan Surga bagi hamba-Nya yang beriman dan bertaqwa yang beribadah kepada-Nya melaksanakan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Allah juga menyediakan Neraka bagi hamba-Nya yang musyrik |mempersekutukan Allah| yang ingkar dan enggan menyembah beribadah kepada-Nya juga tidak melaksanakan perintah-Nya dan tidak mau menjauhi larangan-larangan-Nya.

Seseorang dalam beribadah kepada Allah swt, pahala dan ganjarannya bukanlah bagi oranga lain, bukan juga untuk kepentingan Allah swt, tetapi Ia yang beribadah kepada Allah swt pahala dan ganjarannya bagi kepentingan dan kebahagiaan untuk dirinya sendiri. Seseorang yang berbakti dan beribadah melaksanakan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya niscaya orang tersebut akan mendapatkan kebahagiaan di akhirat sebagai konsekuensi dari ketaatannya kepada Allah, kebahagiaan hidup di Surga dan bertemu dengan sang maha pencipta yaitu Allah swt. Sebaliknya bagi manuisa yang ketika hidupnya di dunia gemar melanggar perintah-perintah-Nya dan menuruti kepada ajakan hawa nafsunya yang menjerumuskan pada kejelekan dan kekafiran maka balasan baginya di akhirat akan mendapatkan kehidupan sengsara dan celaka sebagai konsekuensi keingkaran kepada-Nya, inilah balasan bagi orang yang menggunakan hidupnya di dunia ini untuk bersenang-senang, serta menuruti ajakan hawa nafsunya tanpa ada pengendali dari ilmu agama.

Tujuan hidup manusia setelah meninggalnya di alam dunia ini ada 2 tujuan (kebahagiaan dan kecelakaan) yaitu Surga dan Neraka. Jalan untuk menuju kebahagiaan di akhirat itu banyak halangan dan rintangannya ada saja godaan yang menghampiri kita karena seringkali keinginan hawa nafsu dalam diri yang cenderung pada kebahagiaan dunia tidak sesuai dengan apa yang kita kerjakan dalam melaksanakan kebaikan ataupun ketaatan kepada-Nya, namun sebaliknya jalan untuk menuju kecelakaan di akhirat itu penuh dengan kesenangan serta kenikmatan-kenikmatan dunia yang sesuai dengan keinginan nafsu kita, tidak menghiraukan hukum syara' yang penting bahagia padahal itu bertentangan dengan aturan dan perintah agama. 

Rasulullah saw memeritahkan kepada umatnya untuk mencari dan menuntut surga walaupun jalan untuk menujunya penuh dengan rintangan-rintangan dan hal-hal yang tidak menyenangkan, dalam hadits dikatakan :
اَلدُّنْيَا سِجْنُ اْلمُؤْمِنِ وَجَنَّةُ اْلكَافِرِيْنَ. (رواه مسلم).
" Dunia itu bagaikan penjara bagai orang-orang mukmin dan bagaikan surga bagi orang yang kafir ". (H.R Muslim).
Memang hidup orang mukmin di dunia ini terikat oleh aturan-aturan atau hukum-hukum Allah sehingga tidak bebas melakukan apa saja, ada hal-hal yang dilarang untuk dilaksanakan ada juga kewajiban-kewajiban yang harus ditunaikan, maka hidupnya orang mukmin di dunia ini bagaikan hidup di penjara yang tidak bebas semau keinginannya melakukan apa saja. Namun suatu saat nanti orang mukmin yang bersikap seperti ini (memilih taat kepada Allah) akan merasakan akhiratnya sebagai surga yang penuh dengan kenikmatan-kenikmatan yang dijanjikan sebagai balasan untuknya.

Allah swt berfirman dalam surat Muhammad ayat yang ke 15 :
" Perumpamaan (penghuni) jannah yang dijanjikan kepada orang-orang yang bertakwa yang di dalamnya ada sungai-sungai dari air yang tiada berubah rasa dan baunya, sungai-sungai dari air susu yang tidak berubah rasanya, sungai-sungai dari khamar yang lezat rasanya bagi peminumnya dan sungai-sungai dari madu yang disaring dan mereka memperoleh di dalamnya segala macam buah-buahan dan ampunan dari Rabb mereka... ", (TQ.S Muhammad : 15).

Ayat diatas Imam Jalalain menafsirkan dalam kitab tafsirnya :

015. (Perumpamaan) gambaran tentang (surga yang dijanjikan kepada orang-orang yang bertakwa) dan yang menjadi milik bersama bagi orang-orang yang memasukinya. Lafal ayat ini menjadi Mubtada, sedangkan Khabarnya ialah (yang di dalamnya ada sungai-sungai dari air yang tiada berubah rasa dan baunya) dapat dibaca Aasinin atau Asinin, jika dibaca Aasinin wazannya sama dengan lafal Dhaaribin, jika dibaca Asinin Wazannya sama dengan lafal Hadzirun. Artinya, airnya tidak berubah atau tidak berbeda dengan air dunia yang dapat berubah karena ada sesuatu yang mencampurinya (sungai-sungai dari air susu yang tiada berubah rasanya) berbeda dengan air susu di dunia, karena air susu di dunia keluar dari susu (sungai-sungai dari khamar yang lezat rasanya) sangat lezat rasanya (bagi peminumnya) berbeda halnya dengan khamar di dunia, khamar dunia rasanya tidak enak bila diminum (dan sungai-sungai dari madu yang disaring) berbeda dengan madu di dunia, karena madu di dunia keluar dari perut tawon kemudian bercampur dengan lilin dan lain sebagainya (dan mereka memperoleh di dalamnya) berbagai macam jenis (dari aneka ragam buah-buahan, dan ampunan dari Rabb mereka) Rabb mereka rela terhadap mereka di samping kebaikan-Nya yang terus melimpah bagi mereka tanpa henti-hentinya, yaitu berupa kenikmatan-kenikmatan yang telah disebutkan tadi. Berbeda halnya dengan perihal seorang tuan atau pemilik hamba sahaya di dunia, karena sesungguhnya sekalipun majikan dari hamba sahaya itu berbuat baik kepadanya hal itu dibarengi dengan amarahnya, yakni terkadang sang majikan memarahinya (sama dengan orang yang kekal dalam neraka) lafal ayat ini menjadi Khabar dari Mubtada yang diperkirakan keberadaannya yakni, apakah orang yang berada dalam kenikmatan tersebut sama dengan orang yang kekal di dalam neraka (dan diberi minuman dengan air yang mendidih) yakni air yang sangat panas (sehingga memotong-motong ususnya?) artinya, minuman itu menghancurkan dan mencabik-cabik isi perutnya. Lafal Am'aa adalah bentuk jamak dari lafal Mi'a, sedangkan huruf Alifnya adalah ganti dari huruf Ya, karena sebagian dari mereka ada yang mengatakan Mi'yaani. 

Inilah gambaran balasan bagi orang mukmin yang kehidupan di akhiratnya penuh dengan kenikmatan dan kebahagiaan sebagai konsekuensi dari ketaatan dan ketakwaannya kepada Allah ketika di dunia. Sedangkan golongan ahli neraka akan di huni oleh orang-orang kafir, orang-orang yang ketika hidupnya di dunia tidak mengindahkan dan tidak memperdulikan perintah dan larangan-laranagn-Nya, apa yang dilarang oleh Allah mereka mengerjakan dan apa yang di perintahkan oleh Allah  mereka meninggalkan. Orang yang ingkar atau kafir ketika hidup di dunia ini suka mengikuti hawa nafsunya, dijadikannya oleh mereka dunia ini sebagai surga sementara tetapi nanti di akhiratnya mereka akan merasakan perihnya kesengsaraan dan kerugian sebagai konsekuensinya. Kehidupan mereka di neraka akan di berikan makanan dari pohon zakum yaitu suatu pohon yang termasuk pada golongan makanan yang paling buruk, pahit rasanya bau dan berduri. Minuman bagi mereka akan di beri minuman dari air yang sangat panas.

Allah berfirman :
"Dan katakanlah: "Kebenaran itu datangnya dari Tuhanmu; maka barangsiapa yang ingin (beriman) hendaklah ia beriman, dan barangsiapa yang ingin (kafir) biarlah ia kafir." Sesungguhnya Kami telah sediakan bagi orang orang zalim itu neraka, yang gejolaknya mengepung mereka. Dan jika mereka meminta minum, niscaya mereka akan diberi minum dengan air seperti besi yang mendidih yang menghanguskan muka. Itulah minuman yang paling buruk dan tempat istirahat yang paling jelek. (TQ.S Al-Kahfi : 29).

Tafsir ayat ini menurut Imam Jalalain adalah :
 029. (Dan katakanlah) kepadanya dan kepada teman-temannya, bahwa Al-quran ini (adalah benar datang dari Rabb kalian, maka barang siapa yang ingin beriman, hendaklah ia beriman dan barang siapa yang ingin kafir, biarlah ia kafir). Kalimat ayat ini merupakan ancaman buat mereka. (Sesungguhnya Kami telah sediakan bagi orang-orang zalim itu) yaitu bagi orang-orang kafir (neraka, yang gejolaknya mengepung mereka) yang melahap apa saja yang dikepungnya. (Dan jika mereka meminta minum, niscaya mereka akan diberi minum dengan air seperti besi yang mendidih) seperti minyak yang mendidih (yang menghanguskan muka) karena panasnya, jika seseorang mendekat kepadanya (seburuk-buruk minuman) adalah minuman itu (dan ia adalah sejelek-jelek) yakni neraka itu (tempat istirahat). Lafal Murtafaqan sebagai lawan makna yang telah disebutkan di dalam ayat yang lain sehubungan dengan gambaran surga, yaitu firman-Nya, "Dan surga itu adalah tempat istirahat yang paling indah" (Q.S, 18 Al-Kahfi, 31). Jika tidak diartikan demikian, maka tidaklah pantas neraka dikatakan sebagai tempat istirahat. 

Maksud dan tujuan Allah swt menggambarkan kenikmatan surga dan kesengsaraan serta pedihnya siksa neraka, supaya umat manusia bersungguh-sungguh dalam melaksanakan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Berlomba-lomba dalam kebaikan dan mengumpulkan bekal yang banyak yaitu bekal iman dan takwa serta amal sholeh, karena alam akhirat merupakan alam terakhir yang akan kita tempati merupakan alam yang kekal abadi. Karena itu marilah kita jadikan dunia ini sebagai lahan untuk menanam yang hasilnya akan kita petik suatu saat nanti.

Dalam kata mutiara bahasa arab yang penuh hikmah di katakan :
مَنْ يَزْرَعْ يَحْسُدْ
"  Barangsiapa yang menanam pasti ia akan memetik ".
Dalam al-Qur'an Allah swt pun menyatakan bahwa setiap amal apapun, setiap apapun kebaikan atau kejelekan yang kita kerjakan akan mendapatkan pahala atau dosa sebagai balasannya walaupun hanya sebesar biji sawi terhadap apa yang kita kerjakan. Semoga ini menjadi muhasabah bagi kita semua.  Wallohu 'alam bi as showab.


How To Be “Dokter Ummat” Sejati

Oleh Riki Nasrullah (Aktifis LDK DKM Unpad)

Keberadaan Kapitalisme dan Sosialisme di tengah-tengah masyarakat sudah tidak bisa dielakkan lagi. Karena sudah hampir seluruh dimensi kehidupan manusia sudah dikuasai oleh mabda-mabda tersebut. Hal ini lah yang sebenarnya mengakibatkan ummat yang ada sekarang ini sedang mengalami sakit berat. Virus berbahaya ini tidak akan musnah kalau tidak ada penangkalnya. Dan ummat yang sakit ini tidak akan sembuh kalau tidak ditangani oleh seorang dokter ummat yang memiliki kredibilitas yang tinggi sebagai seorang dokter. Mampu mangobati dan mampu mennganalisis sebuah penyakit adalah keutamaan penting yang harus dimiliki oleh seorang dokter. Bagaimana mau mengobati pasien kalau dokternya sendiri tidak tahu jenis-jenis penyakit dan penyebabnya. Bagaimana bisa menjadi seorang dokter yang handal kalau dokter nya sendiri sakit. Lantas sekarang, bagaimana untuk menjadi seorang dokter ummat itu??



Sebelum kita melayakkan diri menjadi seorang dokter ummat yang sangat dibutuhkan orang. Tentunya akan kita analisis terlebih dahulu gejala-gejala penyakit yang muncul di tengah-tengah masyarakat sekarang ini.

Sudah menjadi rahasia umum bahwa sistem Kapitalisme dan Sosialisme sudah gagal dalam mengatur kehidupan manusia. Banyak bukti berbicara mengenai hal ini. Mulai dari sistem yang bobrok ketika diatur oleh sistem Kapitalisme dan Sosialisme, banyak praktik korupsi, perzinahan terjadi dimana-mana, kenakalan remaja sudah menjadi hal biasa, aborsi berserakan di tengah-tengah masyarakat, dan masih banyak lagi. Hal ini akan terjadi kalau sistem yang dianut mengondisikan masyarakat untuk melakukan hal-hal negative tersebut. Dan buktinya sekarang sudah seperti itu. Kapitalisme dan Sosialisme seakan-akan sudah mengondisikan semua masyarakat untuk melakukan praktik-praktik kemaksitan. Hanya dengan islam lah semua persoalan ini bisa diselesaikan.

Oleh karenanya, pada saat ini keadaan ummat itu sedang sakit dan membutuhkan seorang dokter yang bisa mengobatinya dengan cara yang sesuai dengan aturan, supaya tidak mengakibatkan permasalahan-permasalahan. Seorang dokter yang hebat, tentunya ia akan mengetahui gejala-gejala penyakit yang diidap oleh si pasien supaya bisa menentukan obat apa kira-kira yang dapat menyembuhkannya.

Kalau kita tanyakan kepada diri kita masing-masing, apakaha mau menjadi seorang dokter atau mau menjadi seorang yang sakit. Tentu kita akan memilih yang pertama, menjadi seorang dokter. Karena kalau kita lihat dari segi kedudukan, tentunya kedudukan dokter itu akan lebih tinggi jika dibandingkan dengan seorang pasien. Dan yang paling utama, seorang dokter akan mendapatkan ganjaran berupa uang dari pasien yang telah ia periksa. Sedangkan si pasien malah sebaliknya, ia akan membayar dokter yang telah mengobatinya. Itu kalau dilihat dari aspek duniawi. Dari sana juga sudah bisa kita bedakan, betapa mulianya kedudukan seorang dokter jika dibandingkan dengan pasien. Oleh karenanya, mari kita sama-sama untuk menjadi seorang dokter ummat yang nantinya di hadapan Allah SWT. Kedudukan kita akan ditinggikan dari yang lainnya, dan akan dibalas oleh-Nya dengan balasan yang setimpal dengan pengorbanan kita.

Sistem Kapitalisme dan Sosialisme yang sekarang ini menguasai masyarakat, sebentar lagi akan hancur lebur. Karena sudah banyak bukti yang menguatkan hal itu. sistem kapitalisme sudah tidak mampu lagi mengatur kehidupan dan penghidupan manusia di dunia. Oleh karenanya, jangan sampai kita biarkan begitu saja sistem kufur itu menguasai kita lama-lama. Karena kalau sistem tersebut masih kita jadikan sebagai aturan hidup, yakinilah bahwa dunia ini tidak akan berubah menuju kehidupan yang lebih baik. Hanya dengan sistem Islam lah semua itu bisa diatasi, sebab kalau kita menginginkan kehidupan yang baik, maka kita harus diatur dengan aturan yang baik pula, kita harus diatur dengan aturan dari Yang Maha Baik, yakni Allah SWT.

Sampai kapanpun, Kapitalisme dan Sosialisme tidak akan mengantarkan kita menuju apa yang kita inginkan. Sampai kapanpun, sistem tersebut tidak akan menghantarkan kita menuju dunia yang penuh dengan berkah dari Illahi. Dan sampai kapanpun, sistem tersebut tidak akan pernah mengalahkan sistem yang sempurna, yakni sistem Islam yang datang dari Allah SWT.

Sekarang ini, ummat Islam yang berada di Palestina dan Dyuriah sana sangat membutuhkan perhatian dari ummat Islam lainnya. Namun, respon apa yang diberikan oleh kita?. Hanya diam diri sajakah, atau kita tersentak dengan jeritan mereka yang memanggil-manggil kita. Ingatlah kawan, Allah telah menetapkan melaui lisan Rasulullah bahwa "barangsiapa yang bangun di pagi hari, dan ia tidak memikirkan urusan-urusan kaum muslimin maka ia tidak termasuk ke dalam ummatku". Sampai segitunya Rasul berkata, itu membuktikan bahwa perhatian kita terhadap ummat muslim jangan sampai dibiarkan terkalahkan oleh perhatian kita terhadap benda-benda kepunyaan kita. Sudah jelas pula Rasulullah mengatakan bahwa hancurkan ka'bah dan seisinya itu lebih baik daripada setetes saja darah seorang muslim mengalir. Na'udzubillahi min dzalika.

Sebagai dokter ummat, kita harus mampu menjelaskan Syariat Islam ke semua penjuru dunia. Agar pembantaian terhadap kaum muslimin yang ada di Palestina, Syuriah, dan Negara-negara muslim lainnya tidak terjadi.

Tapi, yakinilah bahwa Islam tidak akan tersampaikan kalau kita tidak menyampaikannya. Islam tidak akan besar kalau kita tidak membesarkannya. Meskipun kekuasaan Islam di dunia ini merupakan sebuah keniscayaan.

Lantas tanyakanlah kepada diri kita, mau menjadi seperti apa diri kita??? Pejuang agama Allah kah? Atau bahkan penghianat agama-Nya? Tanyakanlah pada diri kita masing-masing.

Kalaulah kita sadar dan paham akan kewajiban dakwah bagi tiap-tiap muslim, tentunya tidak ada kata tidak mau untuk menjadi seorang "Dokter Ummat". Kita pasti akan memilih dakwah sebagai poros hidup kita, cinta kita hanya akan dicurahkan pada aktivitas-aktivitas dakwah yang mulia ini. Oleh karenanya, Jadilah seorang dokter ummat yang bisa mengobati ummat dari kesakitan yang saat ini sedang menyerang mereka. ubahlah kehidupan yang sedang rusak ini dengan kehidupan yang penuh dengan kemuliaan.

Wallahu A'lamu bi Ash-shawab